JAKARTA, KOMPAS.com - Program "Masyarakat Ekonomi ASEAN" akan segera diberlakukan. Untuk dapat bersaing di ranah global, Indonesia harus memiliki produk lokal yang mumpuni untuk diandalkan. Karenanya, ekosistem ekonomi kreatif harus digenjot. Salah satu bentuk ekonomi kreatif yang sedang marak adalah perusahaan rintisan digital(startup).
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara menilai, euforia ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin. "Kita butuh jutaan startup di Indonesia. apalagi dikaitkan dengan pengembangan teknologi," kata menteri yang kerap disapa RA ini, pada acara peluncuran buku StartupPedia, Senin (4/5/2015) di gedung perkantoran The Energy Building, Jakarta.
Menurut RA, startup seyogyanya menghadirkan solusi bagi masalah manusia. Dengan kecanggihan teknologi, hal ini seharusnya lebih mudah ditempuh.
Namun, selama ini RA melihat kecenderungan startup di Indonesia masih kurang strategis dalam menjawab persoalan manusia. Alhasil, bersamaan dengan kemunculan banyakstartup, banyak pula yang gulung tikar.
"Startup di Indonesia masih kurang terstruktur dan tidak sistematis. Seorang pengusaha harus memiliki kepekaan untuk melihat sesuatu yang tak terlihat masyarakat banyak," ia menuturkan.
Menyikapi kurangnya ide segar dan strategi pemasaran startup Indonesia, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu punya tanggapan sendiri. Menurutnya, para pemula industri startup harus dibina dengan mentor yang tepat.
Marie mengacu pada pengalamannya dua kali mengunjungi Silicon Valley. Menurutnya, ekosistem industri startup di lingkungan perusahaan teknologi terkemuka tersebut sudah mapan berkat eratnya komunitas pengembang startup.
"Di sana mereka selalu bikin acara-acara yang berguna untuk industri startup. Pembinaan sangat penting," katanya di kesempatan yang sama.
Marie menilai industri startup di Indonesia masih sangat hijau. Untuk itu, Marie juga mengimbau agar pemerintah menyediakan ruang yang kondusif bagi pengembangstartup. "Regulasinya dipermudah, diberi insentif sebanyak-banyaknya. Pokoknya bikin suasana yang kondusif bagi mereka (startup) untuk berkembang," ia menuturkan.
Dalam upaya ini, secara garis besar pemerintah tengah menggodok skema regulasi untuke-commerce. Agustus mendatang, peta arah e-commerce tersebut ditargetkan rampung. "Nanti dalam roadmap itu disebutkan apa yang akan dilakukan masing-masing kementerian dan lembaga terkait, dan waktunya untuk berapa lama," kata menteri RA di lain kesempatan.
Jika skema e-commerce sudah jelas, para pelaku industri kreatif, termasuk startup, bakal lebih mudah bergerak untuk mengembangkan usahanya. Mampukah mewujudkan jutaan startup di Indonesia?
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara menilai, euforia ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin. "Kita butuh jutaan startup di Indonesia. apalagi dikaitkan dengan pengembangan teknologi," kata menteri yang kerap disapa RA ini, pada acara peluncuran buku StartupPedia, Senin (4/5/2015) di gedung perkantoran The Energy Building, Jakarta.
Menurut RA, startup seyogyanya menghadirkan solusi bagi masalah manusia. Dengan kecanggihan teknologi, hal ini seharusnya lebih mudah ditempuh.
Namun, selama ini RA melihat kecenderungan startup di Indonesia masih kurang strategis dalam menjawab persoalan manusia. Alhasil, bersamaan dengan kemunculan banyakstartup, banyak pula yang gulung tikar.
"Startup di Indonesia masih kurang terstruktur dan tidak sistematis. Seorang pengusaha harus memiliki kepekaan untuk melihat sesuatu yang tak terlihat masyarakat banyak," ia menuturkan.
Menyikapi kurangnya ide segar dan strategi pemasaran startup Indonesia, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu punya tanggapan sendiri. Menurutnya, para pemula industri startup harus dibina dengan mentor yang tepat.
Marie mengacu pada pengalamannya dua kali mengunjungi Silicon Valley. Menurutnya, ekosistem industri startup di lingkungan perusahaan teknologi terkemuka tersebut sudah mapan berkat eratnya komunitas pengembang startup.
"Di sana mereka selalu bikin acara-acara yang berguna untuk industri startup. Pembinaan sangat penting," katanya di kesempatan yang sama.
Marie menilai industri startup di Indonesia masih sangat hijau. Untuk itu, Marie juga mengimbau agar pemerintah menyediakan ruang yang kondusif bagi pengembangstartup. "Regulasinya dipermudah, diberi insentif sebanyak-banyaknya. Pokoknya bikin suasana yang kondusif bagi mereka (startup) untuk berkembang," ia menuturkan.
Dalam upaya ini, secara garis besar pemerintah tengah menggodok skema regulasi untuke-commerce. Agustus mendatang, peta arah e-commerce tersebut ditargetkan rampung. "Nanti dalam roadmap itu disebutkan apa yang akan dilakukan masing-masing kementerian dan lembaga terkait, dan waktunya untuk berapa lama," kata menteri RA di lain kesempatan.
Jika skema e-commerce sudah jelas, para pelaku industri kreatif, termasuk startup, bakal lebih mudah bergerak untuk mengembangkan usahanya. Mampukah mewujudkan jutaan startup di Indonesia?
sumber: http://tekno.kompas.com/read/2015/05/06/08191227/Indonesia.Disebut.Butuh.Jutaan.Startup?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar