Kamis, 16 Mei 2013

Contoh Kasus Manusia dan Kegelisahan

Buruh Panci Korban Perbudakan Masih Trauma




TEMPO.COLampung - Sembilan buruh korban perbudakan di pabrik panci Sepatan, Tangerang, masih terbelit rasa trauma. Contohnya Arifudin, penduduk Blambangan Pagar, Lampung Utara. Ketika Tempo bertandang ke rumahnya, sorot mata Arifudin penuh curiga dan selidik. Meski cenderung diam, kegelisahan tetap terpancar darinya. 

"Kami masih sangat takut, Mas," kata Arifudin, buruh korban penyekapan, Selasa, 7 Mei 2013. "Sebab, dua pengawas yang kerap berpakaian seragam polisi hingga kini belum ditangkap."



Selama beberapa bulan bekerja di CV Cahaya Logam, Arifudin kerap mendapatkan penyiksaan. Bekas luka di wajah dan kakinya adalah oleh-oleh dari dua pengawas pabrik panci dan kuali itu. Bahkan Arifudin masih dapat mengingat jelas penyiksaan demi penyiksaan yang dialami. "Bentakan dan pukulan rasanya kerap terngiang di telinga," katanya lirih.


Di rumah, Arifudin hanya mau menemui wartawan, pejabat daerah, dan polisi yang hendak memintai keterangan. Selain itu, ia takut si tamu adalah pengawas bersenjata di pabrik panci atau orang suruhannya. "Kami akan lega jika dua orang yang kerap menenteng senjata api laras panjang itu tertangkap. Dia sering mengancam akan menembak jika kami kabur." 


Kata buruh panci lainnya, Andi Gunawan, ada kemungkinan komplotan mandor panci bersenapan tengah berkeliaran di Lampung saat ini. Sebab, sistem perekrutan mereka sangat rapi. Bahkan para pengawas telah mempelajari latar belakang calon buruh yang hendak direkrut. "Semoga polisi cepat menangkap perekrut buruh, pengawas, dan pemilik pabrik," kata Andi.



Tanggapan : 
Memang sungguh tragis apa yang terjadi di pabrik panci daerah tanggerang tersebut,  penyikasaan yang dilakukan oleh pemilik pabrik kepada parah buruh tentu membuat ketakutan yang membekas dalam diri mereka seperti yang dirasakan arifudin salah satu dari korban dari perbudakkan di pabrik panci tersebut. bahkan pemilik pabrik dibantu oleh 2 oknum yang berseragam polisi untuk meyiksa dan mengancam mereka. selama bekerja mereka tidak pernah digaji atau dikasih makan yang layak.

Mereka mengalami kecemasan yang membuat mereka hanya mengurung diri dirumah dan hanya mau ditemui oleh orang tertentu yang mereka percayai, ini wajar mengingat penyikasaan yang dialami oleh mereka bahkan diancam untuk dibunuh bila kabur, mereka takut oleh 2 oknum yang berseragam polisi yang masih buron soalnya oknum inilah yang sering menganiaya mereka. oknum tersebut bersenjata laras panjang dan perekrutan pabrik ini terbilang terorganisir dan tertata rapi bahkan identitas calon buruh pun mereka ketahui.

Hal ini mungkin karena mula-mula mereka di janjikan akan dikasih pekerjaan tetapi kenyataannya berbeda, oleh sebab itu memang lapangan pekerjaan di negara kita memang sangat perlu diperluas, mengingat cepatnya pertumbuhan penduduk di indonesia. perbudakkan seperti ini akan terulang bila pemerintah tidak segera bertindak dengan membuka lapangan pekerjaan baru dan menekan angka kelahiran di negara kita ini. 


sumber : - http://www.tempo.co/read/news/2013/05/07/064478598/Buruh-Panci-Korban-Perbudakan-Masih-Trauma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar